Tuesday, 12 June 2012

PENTINGKAH JADI KAYA??

Bismillahirrahmanirrahim in the name of Allah KAYA? PENTING? Wah … siapa sih yang menulis judul itu? Apa gak salah tu. Zaman seperti ini masih menanyakan apakah kaya itu penting. Ya sudah pastilah. Semua sahabat sekalian pasti akan menjawab (bahkan dengan berteriak-teriak) yaaaaaa, penting buaaangeet. Hari gini gak ada uang mau hidup pakai apa? Hehehe. Sewaktu saya belajar Bahasa Inggris di Pare, malam itu tutor kami meminta kami untuk debat dalam bahasa Inggris. Ia pun membagi kami menjadi beberapa kelompok. Lalu, ia memberi sebuah judul untuk diperdebatkan; “Lebih penting manakah, guru atau petani?”. Kebetulan pada saat itu (walaupun di dunia ini nggak ada yang kebetulan, semua sudah diatur oleh yang di atas), saya berada di group “Lebih penting petani”, sehingga saya dan teman-teman harus ber-argumen bahwa petani itu lebih penting dari pada guru. Debat pun dimulai, group “guru” mendapat giliran pertama untuk menyampaikan statement-nya. “guru lebih penting, mengapa? Karena ia akan memberikan ilmu yang akan menyelamatkan bangsa. Dan, petani bisa apa? Menghancurkan tanah dengan kerbaunya”. Ujar tim guru setengah meremehkan. Naah, lalu giliran tim kami “petani” yang menyuarakan pendapatnya. Saya berdiri tegap. Memegang kertas coretan ide yang hendak saya utarakan. Sebelumnya, saya ucapkan salam dan sapa. Lalu saya keluarkan statement secara runtut dan jelas. “manusia membutuhkan makanan untuk hidup, itu adalah hal paling vital setelah oksigen dan air. Tanpa makanan, manusia akan mati. Tanpa petani, manusia tidak dapat memproduksi makanan dan itu artinya mereka akan mati. Bayangkan, semua petani berpindah profesi menjadi guru atau PNS, manusia mau makan apa? Makan ilmu? Hehehe. Tanpa merendahkan profesi sebagai guru, saya percaya bahwa petani itu lebih berpotensi kaya daripada guru. Pasalnya, petani bekerja dalam ketidakpastian.. Mereka tidak tahu berapa omzet per bulan. Bisa saja tinggi saat hasil panennya banyak, namun juga bisa merosot kalau gagal panen. Tetapi, ketidakpastian adalah produksi uang terbesar dan ketidakpastian itu yang akan mengantarkan pada kekayaan. Bisa saja petani memiliki ribuan hektar sawah yang dipanen tiap bulannya. Pengusaha-pengusaha yang bergelut dalam hal yang tidak pasti hasilnya, tidak pasti gajinya, tidak pasti incomenya, namun mereka kaya raya. Nah sementara pegawai negeri, mereka mendapat gaji pasti setiap bulannya, tak perlu khawatir akan merosotnya pelanggan atau hasil panen. Namun pernahkah anda melihat ada pegawai negri sukses yang kaya raya? Yang rumahnya bertingkat lima, yang punya Ferrari di terasnya, yang naik haji tiap tahunnya, yang memberikan miliaran dolar kepada rakyat jelata, yang keliling dunia bersama sang istri, yang berdakwah dengan materi, yang membangun mesjid, yang menggratiskan anak yatim sekolah, yang punya yayasan dan yang berinvestasi untuk anak negeri. Apa ada PNS yang seperti itu? Saya sangat setuju kalau sahabat cinta teriakkan, TIDAK ADA (mohon maaf bukannya menjelekkan pegawai negeri, mereka tetap dibutuhkan sebagai pahlawan negara) dan kecuali si PNS memiliki bisnis lain. Nah, petani bisa saja jadi kaya. Bayangkan, seorang petani memiliki lahan berjuta hektar. Hasil panennya bahkan di ekspor ke Negara-negara di Amerika, Eropa, Afrika dan Asia. Wah, berapa income perbulan yang mengalir ke rekening? Berapa pemasukan pemerintah dari pajaknya? Berapa sedekahnya? Berpa anak yang bisa ditolong untuk bersekolah? Berapa petani Indonesia yang bisa bekerja untuk menyekolahkan anak-anaknya. Dahsyaaat. Jadi ketidakpastian itu mengalirkan keuntungan seperti air terjun. Sahabat cinta, Uang bukanlah segalanya. Tapi di era globalisasi dan modernisasi ini, dengan sangat lantang saya teriakkan “Segalanya Butuh Uaaaaanggg”. Sudah banyak sekali orang gila karena uang. Hehehe. Tapi bukan saya. Sekali lagi, saya tidak gila karena uang. STOP KERJA ! Apa memang betul, orang bisa gila karena uang?. Betul. Buktinya, pejabat-pejabat yang jelas-jelas gajinya sangat tinggi, kasih bersedia dengan ikhlas melakukan korupsi besar-besaran. Betul? Betul. Buanyak rakyat Indonesia yang bekerja mati-matian, menghabiskan waktunya hanya untuk uang. Contohnya, karyawan perusahaan Nike di Indonesia. Mereka mulai bekerja dari jam 7.00 pagi sampai kadang-kadang tengah malam baru berhenti. Tutor saya bilang, “itu perbudakan global namanya”. Yah, demi uang. Bill Gates dan Warrant Buffet saja, yang pernah menyandang gelar “orang terkaya di dunia” masih saja terus mengembangkan bisnis dan perusahaannya meskipun uangnya sudah cukup untuk membeli benua Amerika. Waaaw. Uang, uang, uang. Sahabatku, banyak orang yang menganggap uang itu tidak penting. Mereka hidup sederhana, seadanya. Kalau ada nasi ya makan, kalau ada singkong ya makan, kalau ada air ya minum. Punya pekerjaan sederhana, gaji biasa saja. Namun, kerjanya seumur hidup. Bukan saya mengajari untuk tidak bersyukur, tapi justru sebaliknya, mari kita bersyukur. Dengan apa? Jawabannya dengan menjadi kaya. Bersyukur bukanlah diam dan tak berbuat apa-apa dengan pekerjaan biasa, gaji biasa. Namun, bersyukur adalah terus berusaha untuk menjaga dan meningkatkan apapun yang kita dapatkan. Maka dari itu, tingkatkan pendapatan anda. Lagi dan lagi. Jika jatuh ya bangkit lagi. Berdiri lagi. Jangan mau selamanya bekerja demi uang. Jangan habiskan masa hidup dengan bekerja. Hidup Cuma sekali, maukah anda di waktu yang singkat ini anda hanya bekerja tanpa menikmati masa tua dengan ibadah? Bekerjalah sekarang, nanti kalau sudah kaya. Stop kerja. Enjoy dan nikmati hidup dengan ibadah, sedekah, dakwah, bakti social, zikir, mendidik generasi muda, olahraga, membangun mesjid, haji tiap tahun, umrah, tamasya keliling dunia, mendirikan yayasan, nonton piala dunia dan F1, dan lain-lain. Pokoknya apapun yang memberikan keuntungan dunia akhirat. Indah bukan? Kesimpulannya, kaya itu penting. Memang uang bukan segalanya, tapi dengan uang kita dapat mencapai segala impian. Jadikan uang jalan menuju surga.

No comments:

Post a Comment